Proses Membuat Karakter Animasi (part 4 End)
Chapter #4: Melengkapi Desain Karakter
Sebagai bagian penutup dari proses membuat karakter animasi yang telah saya bagikan lewat blogpost bulan Mei-Juni ini, di chapter
terakhir kali ini saya ingin memberikan beberapa aspek krusial yang
perlu dipertimbangkan oleh kawan-kawan animator dalam mengembangkan
sebuah karakter film/serial animasi. Berikut ini aspek yg perlu kalian
lengkapi dalam proses mendesain karakter animasi:
1.) Desain Ekspresi
Setiap desain
karakter harus mempunyai identitas yang jelas. Kekuatan garis sangat membantu
meningkatkan personality dari karakter
itu sendiri. Garis yang kuat (solid drawing) akan sangat membantu animator
untuk mengaplikasikannya menjadi sebuah karakter yang bergerak. Untuk animasi 3
dimensi, 3D modeller character sangat
terbantu dengan adanya desain karakter yang mempunyai tingkat kekuatan garis
yang baik.
Selain itu, tampilan sifat dan watak yang
tergambar dalam ekspresi wajah yang bagus dan lengkap akan sangat membantu
pula. Dalam bekerja, seorang desainer karakter harus bisa menguasai ekspresi
wajah terutama wajahnya sendiri dengan sering bercermin. Bagaimana ekspresi
wajah murung, sedih, marah, senang, cinta, cemburu, terkejut dan lain
sebagainya bisa dipelajari dengan pengamatan yang mendalam.
Ekspresi karakter animasi (DGM Animation) |
2.) Penggambaran Gestur Yang Utuh
Gestur
atau bahasa tubuh dalam desain karakter sangat diperlukan sebagai referensi
bagi 3D modeller character serta
animator untuk memperlakukan sebuah karakter dalam aksi-aksinya dalam film
animasi.
Sebuah karakter pendiam tentunya tidak sama ekspresi
serta tingkahnya ketika berbicara, berjalan, memandang dan lain-lain dengan
karakter yang periang.
Dalam studio animasi yang besar seperti Walt Disney,
Pixar atau Dreamworks bagian ini sangat diperhatikan dengan baik bahkan
beberapa bulan biasanya digunakan untuk mempelajari gestur dan ekspresi dari
karakter yang akan dibuat dengan menyewa seorang model. Sang model biasanya
berdiri di depan para kru kreatif dan sutradara untuk menunjukkan berbagai
macam gerakan dan ekspresi di depan mereka.
Gambar : proses pembuatan karakter
dengan
memanfaatkan model orang tua
di
Studio Disney
|
3.) Berpikir Secara 3 Dimensi
Ada pendekatan
lain untuk menggambar figur yang mungkin terlihat aneh pada awalnya, tapi
sangat membantu dalam proses pekerjaan animasi. Metode ini adalah membuat model
pipa sebagai bagian dari tubuh.
Bentuk tabung digunakan sebagai bentuk dasar, sudut dan
arahnya kemudian ditambahkan dengan detail. Jangan terburu-buru, tapi
utamakanlah mendahulukan penyelesaian bentuk dasar untuk menghindari gambar
yang tidak jelas bentuk dan arahnya.
Dengan penambahan panah didalamnya akan memudahkan dan memberikan petunjuk akan arah dan sudut pandang
Hal tersebut akan membantu anda membangun sebuah bentuk
lebih dari dua dimensi meskipun belum bisa dikatan tiga dimensi, setidaknya
mengarah kesana.
Bentuk
utama figure secara otomatis bias terbentuk untuk kemudian diberikan detail
selanjutnya.
Jika
anda mengalami kesulitan melihat bentuk-bentuk ini dan manggabungnya menjadi
pose, maka buatlah sketsa yang memperlihatkan garis gestur yang memberi kesan
sebuah pose.
Salah satu kelebihan
khusus yang harus dimiliki oleh animator terutama inbetweener adalah melihat dan membayangkan sesuatu dari sudut tiga
dimensi. Membayangkan dan
mengaplikasikan suatu bentuk dalam gambar tiga dimensional memerlukan
latihan-latihan khusus, diantaranya dengan membuat gambar-gambar cepat dengan
metode pipa tabung diatas kemudian menyelesaikannya menjadi gambar yang solid.
Latihan berikutnya adalah tanpa menggunakan pipa tabung diharapkan animator
sudah bisa membuat pose-pose tiga dimensional.
Jadi jika pada mulanya anda menggambar bentuk kotak flat seperti ini
Maka mulailah dengan menambah dan merubah arah-arah garis disekelilingnya menjadi seperti ini.
PENUTUP
Demikian
bagian akhir dari serangkaian tips mendesain karakter animasi yang
telah saya sampaikan lewat blogpost konvensional ini. semoga bermanfaat dan maju terus Animasi Indonesia